Contoh Karya Ilmiah "Kunyit sebagai Indikator Alami Pendeteksi Boraks"


                    Bagi kalian-kalian yang lagi bingung mengerjakan tugas bahasa indonesia khususnya untuk membuat karya ilmiah. Ini nih Contoh karya ilmiah sederhana  yang mudah-mudahan dapat membantu.

COVER

 

Tugas Karya Ilmiah

Kunyit sebagai Indikator Alami Pendeteksi Boraks




Disusun

oleh:

 

Nama    : Triana Afriani. HE

NIS       : 11054

Kelas    : XI IPA 2

Guru Pembimbing: Mun Mutiara S, Pd

 

Dinas Pendidikan SMA Negeri 1 Kayuagung

Semester Genap Tahun Ajaran 2013-2014

 

 

KATA PENGANTAR

 

Atas berkat rahmat Tuhan Yang Maha Esa, saya diberikan kemudahan dalam menyelesaikan tugas karya ilmiah ini tepat pada waktu yang ditargetkan dan diharapkan. Karya ilmiah ini merupakan karya ilmiah yang baru pertama kali saya buat. Tema yang dibahas pada karya ilmiah bukan merupakan hasil penelitian maupun pengamatan saya melainkan hasil penelitian atau pengamatan orang lain yang saya bahas dan bagi baik kepada teman-teman maupun kepada Bapak/ Ibu guru dalam bentuk sebuah karya ilmiah.

Sebelum saya memutuskan judul untuk karya ilmiah ini, saya telah mencoba membuktikan kebenarannya, sehingga ketika karya ilmiah ini telah jatuh di tangan pembaca, isi yang ada di dalamnya dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. Jadi, bagi teman-teman sekalian yang di kemudian hari ingin menjadikan karya ilmiah ini sebagai sumber ataupun penunjang pada proses belajar tidak perlu takut dan repot-repot lagi membuktikannya. Ya... tetap saja kembali lagi saya ingatkan ini sangat mudah dipraktekkan di rumah, sehingga ketika kita dihadapkan pada makanan yang berpotensi mengandung zat berbahaya seperti boraks kita dapat mebuktikannya secara langsung. Lebih-lebih kunyit merupakan bumbu dapur yang biasa ada di rumah-rumah, dan sangat mudah di dapatkan serta ditanam di tanah negeri rempah-rempah yang sangat kita cintai ini.

Tanpa adanya izin dari Tuhan Yang Maha Esa, serta partisipasi guru pembimbing, dan teman-teman (di sekolah maupun di sosial media), apa yang saya tulis ini tidaklah akan berarti, oleh karena itu saya ucapkan Terimakasih yang sebesarnya kepada-Nya dan tentu saja kepada guru pembimbing dan teman-teman sekalian. “Kalau bisa hidup lebih baik dan mandiri, kenapa tidak?”. Atas perhatiannya, sekali lagi saya ucapkan Terimakasih.

 

         Tanjung Batu,

 

 

 

         Penulis

 

 

DAFTAR ISI


Kata Pengantar     ....................................................................................................... i

Daftar Isi     ................................................................................................................. ii

Bab I     Pendahuluan     ............................................................................................ 1

              I.     1   Latar Belakang     .............................................................................. 1

              I.      2  Rumusan Masalah     ......................................................................... 1

              I.      3  Tujuan     ............................................................................................ 1

Bab II     Landasan Teori     ................................................................................... 2-6

           II.     1   Kunyit     .......................................................................................... 2-5

           II.     2   Boraks     .......................................................................................... 5-6

Bab III    Metodologi Penelitian     ............................................................................ 7

        III.     1  Metode Deskriptif     ............................................................................. 7

        III.     2  Populasi dan Sample     ......................................................................... 7

Bab IV    Pembahasan    ............................................................................................ 8

Bab V     Komentar dan Saran     ............................................................................. 9

           V.     1  Komentar     ......................................................................................... 9

           V.     2  Saran     ................................................................................................ 9

Daftar Pustaka/ Sumber Internet     ....................................................................... 10

Lampiran     .............................................................................................................. 11


 

 

BAB I

PENDAHULUAN

 

I.  1     Latar Belakang

Maraknya penggunaan zat kimia berbahaya pada pembuatan makanan, membuat saya mencari-cari bagaimana cara agar setidaknya kita sebagai konsumen yang sama sekali tidak memilki kemampuan di bidang tekhnik kimia maupun farmasi ini dapat maembedakan makanan yang tidak mengandung zat kimia berbahaya (seperti boraks) dengan cara yang lebih cepat, praktis, dan ekonomis tanpa harus melakukan percobaan terlebih dahulu di laboratorium.

Pada dasarnya penggunaan zat berbahaya seperti yang dikatakan sebelumnya ditujukan agar menunjang kualitas bahan konsumsi. Akan tetapi, kualitas kandungan gizi makanan yang seharusnya menjadi hal utama yang harus diperhatikan malah dikesampingkan. Para podusen hanya memikirkan kualitas tampilan yang mana pada kenyataannya makanan yang memiliki tampilan menarik dapat mengundang minat beli konsumen. Hal seperti itu seharusnya tidak menjadi masalah, akan tetapi dalam menunjang kegiatan produksinya para produsen telah melanggar aturan. Mereka menggunakan zat-zat berbahaya yag seharusnya digunakan untuk kebutuhan pengobatan dan produksi tekstil menjadi bahan pelengkap pada pembuatan produk makanannya. Oleh karena itu, diharapkan karya ilmiah ini dapat mengurangi pengkonsumsian pada makanan berbahaya tersebut  dengan tujuan menyadarkan para produsen nakal, bahwasanya produk yang berkualitas bukan terletak pada tampilannya saja melainkan pada kandungan gizi yang ada di dalamnya.

 

I.     2     Rumusan Masalah

§  “Bagaimana cara kunyit mendeteksi makanan yang mengandung boraks secara cepat, praktis, dan ekonomis?”

§  Setelah mengetahui prosesnya akan lebih baik lagi jika kita tahu,

§  “Apa  tujuan dari percobaan (Kunyit sebagai Indikator Alami Pendeteksi Boraks ini)?”


 I.     3     Tujuan

§  Agar kita dapat menjadi konsumen cerdas (cerdas dalam memilih makanan yang akan dikonsumsi)

§  Menguragi maraknya penggunaan zat-zat kimia pada makanan (dengan kurangnya permintaan diharapkan adanya kesadaran produsen dalam memproduksi makan yang lebih sehat)

§  Mengurangi persentase pertumbuhan penderita kanker karena zat kimia.

 

 

 

BAB II

LANDASAN TEORI

 

  II.     1   Kunyit

A.           Mengenal Kunyit

Kunyit atau kunir, (Curcuma longa atau Curcuma domestica) tergolong dalam kelompokjahe-jaheanZingiberaceae. Dengan Klasifikasi sebagai berikut: 

Kingdom         : Plantae (Tumbuhan) 

Subkingdom    : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh) 

Super Divisi    : Spermatophyta (Menghasilkan biji) 

Divisi               : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga) 

Kelas               : Liliopsida (berkeping satu / monokotil) 

Sub Ke            las        : Commelinidae 

Ordo                : Zingiberales 

Famili              : Zingiberaceae (suku jahe-jahean) 

Genus              : Curcuma 

Spesies            : Curcuma longa L

Kunyit dikenal di berbagai daerah dengan beberapa nama yang berbeda, seperti: turmeric di Inggris, kurkuma di Belanda, serta kunyit di Indonesia dan Malaysia. Kunyit termasuk salah satu tanaman rempah dan obat asli dari wilayah Asia Tenggara. Tanaman ini kemudian mengalami penyebaran ke daerah Malaysia, Indonesia, Australia bahkan Afrika. Hampir setiap orang Indonesia dan India serta bangsa Asia umumnya pernah mengonsumsi tanaman rempah ini, baik sebagai pelengkap bumbu masakan, jamu atau untuk menjaga kesehatan dan kecantikan. Dalam bahasa Banjar kunyit atau kunir ini dinamakan Janar. Adapun kandungan yang terdapat dalam kunyit, yaitu:

ü Kurkumin dan desmetoksikumin 10%.

ü Bisdesmetoksikurkumin 1-5%.

ü Minyak atsiri yang terdri dari : keton sesquiterpen, turmeron, tumeon 60%, Zingiberen 25%, felandren, sabinen, borneol dan sineil.

ü Kunyit juga mengandung lemak sebanyak 1 -3%, karbohidrat sebanyak 3%, protein 30%, pati 8%, vitamin C 45-55%, dan garam-garam mineral, yaitu zat besi, fosfor, dan kalsium.

 

B.     Jenis-Jenis Kunyit dan Masing-Masing Fungsinya

-       Kunyit Kuning

Kunyit kuning merupakan jenis kunyit yang biasa beredar di masyarakat. Adapun kunyit kuning memiki fungsi, sebagai berikut:

§  Kunyit bermanfaat sebagai obat penghilang rasa gatal pada kulit seperti terkena ulat bulu / gigitan serangga

§  Kunyit mengandung antiseptik dan antibakteri alami, berguna sebagai anti inveksi luka biasa mau pun luka bakar.

§  Kombinasi kembang kol dan kunyit telah terbukti mencegah kanker prostat

§  Mencegah kanker payudara

§  Kunyit mampu mencegah kanker kulit

§  Kunyit bermanfaat mengurangi risiko leukemia.

§  Kunyit bermanfaat sebagai anti racun secara alami.

§  Kunyit mampu mencegah dan memperlambat perkembangan penyakit Alzheimer

§  Kunyit mampu mencegah metastasis dari terjadinya berbagai bentuk kanker.

§  Kunyit bermanfaat sebagai obat anti-inflamasi tanpa efek samping.

§  Dapat memperlambat perkembangan multiple sclerosis.

§  Dapat membantu dalam metabolisme lemak dan membantu dalam manajemen berat badan.

§  Sebagai pengobatan untuk depresi.

§  Kunyit dapat dimanfaatkan sebagai pengobatan alami untuk arthritis dan rheumatoid arthritis.

§  Kunyit bermanfaat dalam pengobatan kanker pankreas.

§  Kunyit mampu menghentikan pertumbuhan pada tumor.

§  Kunyit dapat mempercepat penyembuhan luka

 

-       Kunyit Putih

            Nama umum kunyit putih adalah temu mangga dan kunir putih, sedanngkan nama ilmiahnyaCurcuma alba. Kunyit putih sudah sangat terkenal sebagai tanaman obat sejak dulu sekali. Bangsa kunyit putih adalah temu lawak, temu giring, temu hitam, dan lain-lain. Bangsa kunyit putih tersebut merupakan kelompok rimpang jamu yag sudah dipergunakan oleh nenek moyang kita. Ternyata di China juga cukup dikenal bahkan dalam farmakologi China dan pengobatan tradisional lain disebutkan bahwa tumbuhan ini memiliki sifat: menghentikan pendarahan, anti inflamasi, dan menambah nafsu makan.

Hasil penelitian menunjukkan tanaman ini bersifat antineoplastik (merusak pembentukan ribosom pada sel kanker atau menghambat pertumbuhan sel kanker). Bagian yang digunakan adalah rimpang dan daun. Kandungan pada rimpang dan daun Kunyit Putih antara lain mengandung saponin, dan polifenol, sedangkan daunnya mengandung polifenol. Berikut ini merupakan fungsi dari kunyit putih:

§  Bermanfaat sebagai pelancar susah buang air besar

§  Menghambat perkembangan sel kanker.

§  Merapatkan organ kewanitaan.

§  Mencegah kepuithan pada organ wanita

§  Memperkuat syahwat.

§  Sebagai penurun panas demam

§  Mengobati sakit sesak napas / asma

§  Mengobati penyakit radang saluran pernapasan

§  Bermanfaat sebagai antitoksin

§  Membantu mengurangi lemak pada perut.

§  Meningkatkan nafsu makan.

§  Dapat digunakan sebagai antioksidan.

§  Bermanfaat untuk mengobati demam, masuk angin, kembung

 

-       Kunyit Hitam

Kunyit Hitam adalah sejenis kunyit yang jarang di temui dan mempunyai nilai yang sangat tinggi di dalam perobatan mistik (alam Jin). Di India kunyit ini di tanam secara komersial karena mengandung nilai perobatan yang tinggi dalam perobatan AYURVEDA. Untuk mengenali kunyit hitam, kita dapat memeperhatikan ciri-ciri berikut:

§  Rupa yang sama seperti kunyit biasa tetapi rizomnya yang hitam gelap, jika cukup matang.

§  Jika masih muda warnanya unggu gelap.

§  Daunnya di sebelah belakang bertulangkan warna hitam.

§  Warna akarnya coklat jernih jika masih muda.

Cara pembiakan dan penjagaan kunyit hitam: walaupun cara pembesaran dan penanaman sama dengan kunyit biasa, kunyit ini memerlukan penjagaan yang rapi dan sangat rumit, yaitu:

§  Tanahnya mesti bercampur dengan pasir dan memerlukan kawasan yang redup dan air yang cukup tetapi jangan terlalu banyak air.

§  Kunyit ini bercambah dalam masa yang sangat lama dan kadang kala selama 3 bulan baru bercambah.

Adapun kunyit hitam berfungsi untuk:

§  Untuk menyuburkan kandungan

§  Sebagai obat cacingan

§  Mengobati sakit ambeien

§  Mengurangi rasa nyeri haid pada wanita

§  Membersihkan darah setelah melahirkan

§  Untuk batuk

§  Untuk meningkatkan stamina

§  Menambah nafsu makan

§  Obat untuk mengatasi air kemih mengandung darah

§  Menetralkan racun dalam tubuh

§  Untuk penyakit kulit ringan

§  Asma

§  Untuk sariawan

 

C.    Efek Samping Kunyit 

Dari sekian banyak manfaat kunyit sebagai tanaman obat,ternyata kunyit juga bisa memberikan dampak yang tidak baik bagi tubuh bila digunakan dengan cara yang kurang baik.

Berikut beberapa efek samping yang bisa diakibatkan oleh tanaman kunyit bagi tubuh kita :

1. Menyebabkan Gangguan Lambung 

Bila kita mengkonsumsi kunyit untuk jangka waktu yang lama.bisa mengakibatkan tergangguna lambung kita karena diakibatkan oleh sifat pedas yang dimiliki oleh kunyit.

2. Menimbulkan rangsangan pada rahim. 

Bagi para wanita hamil dan menyusui agar lebih berhati – hati dalam menkonsumsi kunyit.Penggunaan kunyit yang telalu banyak dapat menstimulasi rahim yang dapat mendorong aliran menstruasi.

3. Susah diserap tubuh 

Zat-zat yang terkandung dalam kunyit cenderung sudah diserap oleh tubuh kita sehingga tubuh kurang mendapatkan manfaat yang maksimal dari kunyit ini.

4. Pendarahan kunyit

Memiliki fungsi sebagai penghambat penggumpalan trombosit sehingga bisa membantu mencegah penggumpalan darah, tapi karena sifat ini kunyit juga bisa memicu terjadinya pendarahan bila dosis yang digunakan terlalu berlebihan.

5. Kunyit bisa menurunkan efek kemoterapi

Hasil penelitian menyebutkan bahwa kunyit kemungkinan memiliki efek terhadap kemoterapi,sehingga disarankan bagi anda yang sedang menjalankan kemoterapi untuk tidak menggunakan suplemen kunyit.

 

  II.     2   Boraks

A.           Mengenal Boraks

Boraks berasal dari bahasa Arab yaitu Bouraq. Boraks merupakan kristal lunak yang mengandung unsur boron, berwarna dan mudah larut dalam air. Boraks merupakan garam Natrium (Na BO 10HO) yang banyak digunakan dalam berbagai industri non pangan khususnya industri kertas, gelas, pengawet kayu, dan keramik. Gelas pyrex yang terkenal dibuat dengan campuran boraks. Boraks sejak lama telah digunakan masyarakat untuk pembuatan gendar nasi, kerupuk gendar, atau kerupuk puli yang secara tradisional di Jawa disebut “Karak” atau “Lempeng”. Disamping itu makanan yang menggunakan boraks terasa lebih kenyal dan lembut sehingga boraks juga digunakan untuk industri makanan seperti dalam pembuatan mie basah, lontong, ketupat, bakso bahkan dalam pembuatan kecap. Pemerintah telah melarang penggunaan boraks sebagai bahan makanan per Juli 1979, dan dimantapkan melalui SK Menteri Kesehatan RI No. 733/ Menkes/ per/ IX/ 1988.

 

B.            Boraks pada Bakso

Pemakaian boraks untuk memperbaiki mutu bakso sebagai pengawet telah diteliti pada tahun 1993. Di DKI Jakarta ditemukan 26% bakso mengandung boraks baik di swalayan, pasar tradisional dan pedagang makanan jajanan. Pada pedagang bakso dorongan ditemukan 7 dari 13 pedagang menggunakan boraks dengan kandungan boraks antara 0,01 – 0,6 %. Selain itu digunakan tawas yang dilarutkan dalam 2 gram/liter air tersebut digunakan untuk merebus bakso untuk mengeringkan dan mengeraskan permukaan bakso. Beberapa pengolah bakso menggunakan TiO yaitu zat kimia yang disebut Titanium dioksida untuk menghindari warna bakso yang gelap.

 

C.           Dampak Buruk Boraks pada Tubuh

Mengkonsumsi boraks dalam makanan tidak secara langsung berakibat buruk, namun sifatnya terakumulasi (tertimbun) sedikit demi sedikit dalam organ hati, otak dan testis, sehingga sekitar beberapa tahun ke depan akumulasi dari pengkonsumsian zat boraks tersebut dapat menyebabkab kanker yang mana sampai saat ini masih sulit disembuhkan. Boraks tidak hanya diserap melalui pencernaan namun juga dapat diserap melalui kulit. Boraks yang terserap dalam tubuh dalam jumlah kecil akan dikeluarkan melalui air kemih dan tinja, serta sangat sedikit melalui keringat. Boraks bukan hanya menganggu enzim-enzim metabolisme tetapi juga menganggu alat reproduksi pria. Boraks yang dikonsumsi cukup tinggi dapat menyebabkan gejala pusing, muntah, mencret, kejang perut, kerusakan ginjal, dan hilang nafsu makan.

 


BAB III

METODOLOGI PENELITIN

 

III.       1  Metode Deskriptif

Adapun isi dari karya ilmiah ini berupa bukan angka (kalimat).

 

III.        2  Populasi dan Sample

A.           Observasi (pengamatan)

Dalam merangkum karya ilmiah ini terlebih dahulu sudah dilakukan percobaan pendeteksian kandungan boraks pada makanan dengan kunyit. Untuk memperjelas cara kerjanya perhatikan prosedur percobaan di bawah ini!

Alat dan Bahan:

·         Beberapa ruas kunyit yang tua (berwarna kuning tua)

·         Parutan

·         Sample makanan (bakso, nudget, mie basah, kecap)

Langkah Kerja:

1)  Ambillah beberapa ruas kunyit.

2)  Cucilah bersih kemudian parut dan peras parutan kunyit tersebut untuk mendapatkan sari kunyit asli. ingat tidak perlu ditambahkan air.

3)  Untuk mempermudah percobaan, haluskanlah terlebih dahulu sample-sample makanan yang ingin dideteksi kandungan boraksnya.

4)  Kemudian, untuk mengetahui kadar boraks, teteskan beberapa tetes sari kunyit tersebut ke masingg-masing sample makanan yang akan diuji.

5)  Apabila sample makanan mengandung boraks, maka warnanya akan berubah dari warna aslinya menjadi warna coklat atau merah bata.

 

B.            Dokumentasi

Untuk mempermudah mendalami isinya, karya ilmiah ini telah dilengkapi gambar-gambar perkenalan. Seperti: kunyit, boraks, dan contoh-contoh makanan yang biasa dijadikan sample percobaan.

 

 

 

C.           Studi Pustaka

Dalam melengkapi isinya, karya ilmiah ini ditunjang dari berbagai  sumber baik dari buku maupun internet.


 

BAB IV

PEMBAHASAN

 

Masalah (I):

“Bagaimana cara kunyit mendeteksi makanan yang mengandung boraks secara cepat, praktis, dan ekonomis?”

Pembahasan (I):

Kunyit memang sangat bermanfaat dalam mendeteksi boraks secara sederhana, praktis, dan cepat. Kunyit yang memiliki kandungan utama kurkuminoid yang mana kurkuminoid tersebut tersusun oleh kurkumin dengan rumus molekul C₁₂HO, yang mana pada penjelasan diatas telah dinyatakan sebagai zat warna pada kunyit. Merupakan penyebab tangan kita menjadi kuning ketika kita memotong atau memarut kunyit. Nah, cara kunyit mendeteksi boraks pada penjelasan ini tidak keluar dari kandungan zat warna yang dimilikinya. Kunyit yang identik memiliki warna kuning atau orange ini apabila bertemu dengan boraks akan berubah warna menjadi lebih merah dan gelap dari sebelumnya. Sehingga perubahan warna inilah yang akan menjadi patokan kita  dalam meneliti makanan-makanan yang diduga mengandung bahan makanan (boraks) yang tidak semestinya digunakan.

 

Masalah (II):

“Apa  tujuan dari percobaan Kunyit sebagai Indikator Alami Pendeteksi Boraks tersebut?”

Pembahasan (II):

            Adapun percobaan Kunyit sebagai Indikator Alami Pendeteksi Boraks ini, bertujuan untuk:

·         Menciptakan generasi konsumen cerdas (cerdas dalam memilih makanan yang akan dikonsumsi).

·         Menguragi maraknya penggunaan zat-zat kimia pada makanan (dengan kurangnya permintaan diharapkan adanya kesadaran produsen dalam memproduksi makan yang lebih sehat).

·         Mengurangi persentase pertumbuhan penderita kanker karena zat kimia.

 

 

BAB V

KOMENTAR DAN SARAN

 

          V.        1 Komentar

Memproduksi makanan dan memasarkannya (menjualnya) merupakan salah satu hal yang mulia, karena degan memproduksi makan kita telah membantu mereka yang mungkin memiliki halangan atau ketidak-mampuan di bidang tersebut. Akan tetapi, hal mulia tersebut malah akan berubah menjadi masalah yang menimbulkan petaka bagi konsumen. Apabila produsen melakukan hal-hal curang dalam memproduksi makan-makanan atau minum-minuman yang dijualnya.

 

          V.        2 Saran

Sebaiknya produsen atau penjual tidak menambahkan zat-zat berbahaya pada makan-makanan atau minum-minuman yang dijualnya hanya karena untuk menambah nilai jual pada tampilan makanan atau minuman yang dijual, karena apabila zat-zat berbahaya itu terakumulasi (dalam jangka panjang) di dalam tubuh akan menyebabkan kanker bagi konsumen atau pembeli yang mengkonsumsinya. Percayalah saya yakin bahwa kejujuran dan kerja keras adalah kunci sukses. Oleh karena itu, berjualanlah dengan jujur dan kerja keras jika yang anda inginkan adalah kesuksesan. Terimakasih.

 

Daftar Pustaka:

Riandini , Nursanti. 2008. Seri Kimia dalam Kehidupan Sehari-hari: Bahan Kimia dalam Makanan

dan Minuman. Bandung: Shakti Adihulung.

Ningsih, Sri Rahayu, dkk. Sains Kimia SMA/MA Kelas XI. Jakarta: Bumi Aksara.

http://id.wikipedia.org/wiki/Kunyit

http://oliveoile.wordpress.com/2008/01/07/formalin-boraks/

http://lavista1.wordpress.com/tag/uji-boraks-sederhana/

http://kunyitasammaniserika.blogspot.com/2013/07/jenis-jenis-kunyit-dan-manfaatnya.html

http://curhatanaksma.blogspot.com/2010/10/kunyit-putih-tanaman-apakah-itu.html

http://racikanobatku.blogspot.com/2012/05/manfaat-dan-efek-samping-kunyit.html

 


KARYA ILMIAH

“MANFAAT DAN KANDUNGAN KULIT SI RATU BUAH”


 

Disusun Oleh:

Adam Hari Nugroho (02)

Fahreza Nizar Nasution (07)

M.Mirza (18)

Raihan Muhammad Alif Faras (23)

Vicky Ade Nugroho (28)


 

SMA Negeri 3 Pekalongan

Jalan Progo 28 Telp.(0285) 421035

Pekalongan

 

 

 

KATA PENGANTAR

 

Assalamu’alaikum Wr Wb

                Syukur Alhamdulillah penulis persembahkan kehadirat Allah SWT yang telah mencurahkan rahmat dan karunianya, sehingga penulis dapat menyelesaikan karya ilmiah yang berharga ini.

                Penulis dalam penyusunan karya ilmiah yang berjudul “Manfaat dan Kandungan Kulit Si Ratu Buah” ini banyak mengalami hambatan hambatan.Untuk itu penulis mengucapkan terimakasih terhadap semua pihak yang telah membantu terciptanya karya ilmiah ini. terutama ucapkan terimakasih kepada Pembina kami yang telah membimbing kami.

                Penulis menyadari bahwa karya ilmiah yang penulis susun ini sarat dengan kekurangan dan kelemahan karena karya ilmiah ini penulis susun atas dasar pengembangan penalaran penulis sendiri yang berpedoman pada sumber-sumber informasi yang ada di internet dan juga mengingatkan bahwa penulis masih  berstatus pelajar yang sangat minus dalam pengalaman dan pengetahuan. Untuk itu penulis mengharapkan kritikan dan saran untuk kesempurnaannya dimasa yang akandatang. Walaupun demikian penulis mengharapkan karya ilmiah ini bermanfaat bagi kita semua.

 

                                                                                                                                               

Tanjung Batu, Agustus 2017

 

 

 

Penulis

 


 

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR................................................................................................. 2

DAFTAR ISI................................................................................................................ 3

I..... PENDAHULUAN

1.1   LatarBelakang....................................................................................................... 4

1.2   Rumusan masalah................................................................................................. 4

1.3   Batasan Masalah................................................................................................... 4

1.4   Tujuan Penelitian.................................................................................................. 4

1.5   Hipotesa................................................................................................................ 4

1.6   Metode Penulisan................................................................................................. 5

II. . TINJAUAN MENGENAI BUAH MANGGIS

2.1   Karakteristik Buah Manggis................................................................................. 6

2.2   Klasifikasi Tanaman Manggis............................................................................... 6

2.3   Kandungan buah Manggis.................................................................................... 6

2.4   Manfaat dan Khasiat Buah Manggis.................................................................... 7

III.  PEMBAHASAN

3.1   Pengolahan Kulit Manggis menjadi  Jus............................................................... 8

3.2   Pemanfaatan Kulit Manggis................................................................................. 9

3.3   Kandungan dalam kulit Manggis.........................................................................  9

3.4   Manfaat dan khasiat Kulit Manggis................................................................... 11

3.5   Pendapat ahli tentang pengolahan kulit manggis Menjadi JUS.......................... 11

3.6   Kesimpulan Pembahasan.................................................................................... 12

IV.  PENUTUP

4.1   Kesimpulan......................................................................................................... 13

4.2   Saran................................................................................................................... 13

DAFTAR PUSTAKA................................................................................................ 14

 


 

 

BAB I

PENDAHULUAN

 

1.1 Latar Belakang

Buah manggis merupakan salah satu buah khas Indonesia yang banyak digemari oleh masyarakat Indonesia. Rasa buah yang khas menjadi salah satu daya tarik dan keeksotisan warna buah manggis ini menyebabkan ia dijuluki sebagai “Ratu Buah”. Selain itu, harganya yang terjangkau membuat manggis semakin dinikmati.Akan tetapi getah yang terdapat pada kulit manggis ini, membuat banyak orang tidak menggunakanya dan hanya mengolah Buahnya saja. Padahal sebenarnya kandungan dalam kulit manggis ini sangat banyak manfaatnya

Salah satu contoh pemanfaatan kulit manggis yang sering kita dengar adalah untuk kesehatan atau obat herbal karena mempunyai kandungan xanthone dan bioflavonoid yang bagus untuk kesehatan.Tapi bagaimana kalau kulit manggis itu kita ubah menjadi makanan/miunuman yang bisa dikomsumsi untuk semua orang ?inilah inti dari percobaan kami, jus yang mempunyai antioxsidan yang bisa dikonsumsi oleh siapa saja tanpa menimbulkan efek samping yang berbahaya bagi tubuh.

 

1.2  Rumusan Masalah

1.     Apa saja manfaat dari kulit manggis ?

2.     Apa saja kandungan yang terdapat didalam kulit manggis ?

3.     Bagaimana cara pengolahan JUS dari kulit manggis

 

1.3 Batasan Masalah

Sesuai judul karya ilmiah ini “Manfaat dan Kandungan kulit si Ratu Buah ” maka, Pada penulisan karya ilmiah ini dibahas bagaimana cara pemanfaatan kulit buah manggis dan kandungan zat didalamnya yang berguna bagi masyarakat.

 

1.4 Tujuan Penelitian

1.     Menjelaskan manfaat dari kulit manggis untuk tubuh

2.     Menjelaskan kandungan yang terdapat dalam kulit manggis

3.     Menjelaskan cara pengolahan kulit manggis menjadi JUS

 

 

1.5 Hipotesa

1.       Apa saja kandungan dari kulit buah manggis?

Kulit buah manggis mengandung antioksidan yang tinggi yang terkandung dalam zat Xanthone, dan juga mengandung berbagai zat yang berguna lainnya.

2.       Apa saja manfaat dari kulit buah manggis?

Dengan adanya berbagai zat yang terkandung didalam kulit buah manggis, maka kulit buah manggis mempunyai berbagai manfaat seperti mencegah penuaan dini, menhambat pertumbuhan sel kanker dan lainnya.

3.       Bagaimana cara pengolahan kulit buah manggis agar dapat dengan mudah dikonsumsi?

Dapat diolah menjadi jus, berbagai macam kue, obat-obatan herbal dan lainnya.

 

1.6 Metode Penulisan

Untuk mendapatkan informasi yang kami perlukan,kami menggunakan metode observasi berupa :

1.     Studi pustaka

Mencari informasi melalui browsing internet dan artikel yang terkait

2.     Penelitian

Percobaan pembuatan JUS dari Kulit buah manggis.

 


 

BAB II

PENGENALAN TANAMAN MANGGIS

 

2.1 Karakteristik Tanaman Manggis

Manggis (Garcinia mangostanaL.) adalah sejenis pohon hijau abadi dari daerahtropika yang diyakini berasal dari Kepulauan Nusantara. Tumbuh hingga mencapai 7 sampai 25 meter.Buahnya juga disebut manggis, berwarna merah keungulan ketika matang, meskipun ada pula varian yang kulitnya berwarna merah.Buah manggis dalam perdagangan dikenal sebagai "ratu buah", sebagai pasangan durian, si "raja buah".Buah ini mengandung mempunyai aktivitas antiinflamasi dan antioksidan. Sehingga di luar negeri buah manggis dikenal sebagai buah yang memiliki kadar antioksidan tertinggi di dunia.

 

2.2 Klasifikasi Tanaman Manggis

Dalam ilmu biologi manggis dikenal dengan nama Garcinia mangostana L, dengan klasifikasi lengkapnya sebagai berikut :

Kingdom : Plantae

Divisi : Spermatophyta

Sub Devisi : Angiospermae

Class : Dicotyledoneae

Ordo : Parietales

Family : Guttiferae

Genus : Garcinia

Spesies : Garcinia Mangostana L.

 

      2.3 Kandungan Buah Manggis

Buah yang berasa asam-manis akibat mengandung banyak gula sakarosa, dekstrosa, dan levulosa ini tidak hanya menimbulkan sensasi kesegaran saja.Dibalik warnanya yang gelap dan kesegarannya tersimpan berbagai kandungan senyawa yang bermanfaat untuk kesehatan.Pada umumnya masyarakat menyukai kesegaran buah manggis yang bertekstur halus dan putih. Tanpa disadari bahwa komposisi buah manggis yang dinikmatinya per 100 gram memiliki kandungan sebagai berikut:

Komposisi Nutrisi per 100 g Buah Manggis

Karbohidrat

6-20 g

Lemak

0.1-1 g

Protein

0.6 g

Kalsium

7-11 mg

Fospor

4-17 mg

Potassium

19 mg

Zat Besi

0.2-1 mg

Vitamin A

14I mg

Vitamin B1

0.3 mg

Vitamin B2

0.03 mg

Niacin

0.3 mg

Vitamin C4.

2-66 mg

 

2.4 Manfaat dan Khasiat Buah Manggis

Manfaat dan khasiat buah manggis yang bisa kita dapatkan dengan mengkonsumsi buah manggis, diantaranya adalah sebagai berikut :

1.                  Manggis mampu menyembuhkan sekaligus mencegah penyakit kanker. Ekstrak dari buah manggis ini ternyata mampu mencegah akan tumbuhnya beberapa sel kanker yang ada di dalam tubuh kita, seperti kanker paru – paru, kanker hati, kanker usus, dll.

2.                  Mencegah tumbuhnya sel – sel pada penyakit leukemia. 

3.                  Dapat mencegah beberapa penyakit mematikan seperti diabetes, kanker, arthritis, jantung dan beberapa penyakit mematikan lainnya. 

4.                  Mampu mengurangi rasa sakit. 

5.                  Mengurang tekanan darah tinggi. 

6.                  Melawan radikal bebas. 

7.                  Melancarkan pencernaai di dalam tubuh kita karena kaya akan kandungan serat alami. 

8.                  Mampu menurunkan kadar kolesterol. 

9.                  Mengatasi penyakit batu ginjal. 

10.              Dapat  meningkatkan energy kita.

 

 

BAB III

PEMBAHASAN

 

3.1 Pengolahan Kulit Manggis menjadi JUS

Agar lebih mudah dikonsumsi dan dapat diperoleh manfaatnya, kulit buah manggis dapat diolah menjadi jus. Agar dapat meminimalisir rasa sepat dan pahit yang ada pada jus kulit manggis, maka jus juga dapat di campur dengan berbagai buah-buahan segar lainnya. Bahkan, Anda bisa membuat jus kulit buah Manggis yang bisa membuat ketagihan.

Berikut adalah beberapa bahan yang harus disiapkan untuk memulai membuat jus kulit buah Manggis.

Bahan-bahan yang perlu dipersiapkan:

·                     Beberapa buah Manggis (disesuaikan dengan kebutuhan, bisa 2-3 butir).

·                     1 gelas air matang.

·                     Madu secukupnya.

·                     Gula yang memiliki kandungan kalori rendah (kalau bisa Gula Aren).

·                     Blender.

Cara pembuatannya:

Setelah bahan-bahan diatas Anda persiapkan, maka selanjutnya ialah mulai membuat jus kulit buah Manggis. Berikut adalah cara  membuat jus kulit buah Manggis yang harus Anda lakukan.

·                     Keroklah kulit buah Manggis di bagian dalam dengan menggunakan sendok. Saat melakukan pengerokan kulit buah, hindari bagian yang berwarna hitam atau getah kuning supaya jusnya tidak terasa pahit.

·                     merebus kulit buah Manggis tersebut. Langkah ini sebenarnya alternatif kalau Anda tidak mau rasa jusnya terlalu pekat dan pahit. Dengan direbus terlebih dahulu, maka rasa sepat dan pahit bisa diminimalisir. Disarankan untuk tidak membuang air rebusan kulit Manggis tersebut dan sebaiknya simpanlah sisa air rebusan tersebut didalam kulkas, untuk digunakan lagi pada lain kesempatan. Bahkan beberapa herbalis menganjurkan untuk menggunakan air rebusan tersebut sebagai instrumen terapi pengobatan beberapa penyakit.

·                     Masukkanlah hasil kerokan kulit buah Manggis atau air rebusan kulitnya (jika memakai langkah yang kedua) kedalam blender, tambahkan air matang sebanyak satu gelas, dan Gula Aren. Anda juga bisa mencampurkan madu dan beberapa buah sesuai selera Anda seperti Alpukat, Mangga, Sirsak dan lainnya untuk mengurangi rasa sepat dan pahit.

·                     Jus kulit buah Manggis pun telah siap diminum. Sisanya Anda bisa menyimpannya  ke dalam wadah yang memiliki penutup, seperti botol, tupperware dan simpanlah di dalam lemari es (kulkas).

Aturan pakai:Anda bisa meminumnya sebanyak 3 kali sehari, sebanyak 3-4 sendok setelah makan.

 

3.2 Pemanfaatan Kulit Manggis

Khasiat yang begitu banyak terkandung dalam kulit buah manggis menjadikannya sangat sayang jika harus dibuang begitu saja. Selain itu, kulit buah manggis ini pun dapat diolah menjadi jus yang menyegarkan. Kandungan xantone dan lainya yang terdapat didalam jus kulit manggis dapat membantu meningkatkan energi dan menyehatkita.

Selain dapat membantu mengurangi produksi sampah dengan mengolah kulit buah manggis, kita juga akan mendapatkan banyak sekali manfaat. Termasuk khasiat-khasiat yang bisa kita dapatkan dari minuman JUS ini.

 

3.3 Kandungan dalam kulit manggis

Dari bebarapa hasil riset didalam kulit manggis mengandung:

Xanthone

Antioksidan yang terdapat dalam kulit buah Manggis dengan kadar yang tinggi ini memiliki sifat yang baik dan bermanfaat bagi tubuh, seperti anti-peradangan, anti-diabetes, anti-kanker, anti-bakteri, anti-jamur, anti-plasmodial, dan mampu meningkatkan kekebalan tubuh, hepatoprotektif.

Di dalam senyawa xanthone teridentifikasi sekitar 14 jenis senyawa turunannya. Yang paling banyak terkandung dalam buah Manggis ialah kandungan alfa-mangostin dan gamma-mangostin. Apa itu alfa-mangostin?

Alfa-mangostin adalah senyawa yang sangat berkhasiat dalam menekan pembentukan senyawa karsinogen pada kolon. Selain alfa-mangostin, senyawa xanthone juga mengandung gamma-mangostin yang juga memiliki banyak manfaat dalam memberikan proteksi atau melakukan upaya pencegahan terhadap serangan penyakit.

Menurut penelitian yang telah dilakukan sejak tahun 1970-an, kedua turunan senyawa xanthone tersebut bisa menghentikan proses peradangan atau inflamasi dengan jalan menghambat enzim COX-2 yang merupakan enzim pemicu peradangan.

Dalam penelitian lainnya juga ditemukan fakta bahwa gamma-mangostin memiliki sifat anti-radang yang jauh lebih baik dibandingkan dengan obat-obat inflamasi yang selama ini beredar di pasaran.

Dengan demikian, gamma-mangostin mampu memberikan proteksi pada serangan penyakit yang menyebabkan inflamasi seperti alzheimer dan arthritis.

Tanin

Tanin, senyawa lain yang terkandung dalam kulit buah Manggis, memiliki aktifitas antioksidan yang mampu menghambat enzim seperti DNA topoisomerase, anti-diare, hemostatik, anti-hemoroid, dan juga menghambat pertumbuhan tumor.

Tanin sendiri mampu membentuk kompleks kuat dengan protein sehingga dapat menghambat penyerapan protein dalam pencernaan. Dengan kata lain bisa disebut anti-nutrisi.

Oleh sebab itu, kadar tanin dalam produk-produk pangan patut diperhatikan dan diformulasikan secara cermat supaya kadarnya aman untuk pencernaan manusia.

Antosianin

Antosianin juga memiliki kemampuan sebagai anti-oksidan yang baik dan memiliki peranan yang cukup penting dalam mencegah beberapa penyakit seperti kanker, diabetes, kardiovaskuler, dan neuronal.

Antosianin merupakan kelompok pigmen yang terdapat dalam tanaman dan biasanya banyak ditemukan dalam bunga, sayuran maupun buah-buahan seperti Manggis, Stroberry, Rasberry, Apel, dan lainnya.

Anti-Inflamasi (Peradangan)

Kulit buah Manggis memiliki kemampuan sebagai anti-inflamasi (anti-peradangan). Untuk membuktikan hal itu, penelitian yang dilakukan adalah dengan memakai mangostin dari ekstrak etanol 40% yang memiliki aktifitas penghambatan terhadap pelepasan nistamin dan sintesis prostagladin E2 sebagai perantara inflamasi. Kandungan ekstrak etanol dalam kulit buah Manggis mampu meredam radikal bebas secara kuat.

Anti-Kanker

Beberapa penelitian telah membuktikan bahwa kandungan xanthone dalam kulit buah Manggis mampu berperan sebagai senyawa anti-kanker. Kulit buah Manggis memiliki sifat antiproliferasi untuk bisa menghambat pertumbuhan sel kanker, selain juga mampu menghancurkan sel kanker.

Anti-Mikroba

Kulit buah Manggis juga dikenal memiliki daya anti-mikroba terhadap beberapa bakteri seperti Staphylococcus aureus. Bakteri ini sangat resisten terhadap anti-biotik metisilin. 

 

3.4 Manfaat dan Khasiat Kulit Manggis

Buah manggis banyak mengandung senyawa xanthone yang berguna untuk Pencegahan Kanker.Xanthone mempunyai aktivitas antiinflamasi dan antioksidan.

Berikut adalah Manfaat Buah Manggis dan Kulitnya selengkapnya:

1. Mengandung senyawa xanthone

Kulit buah manggis mengandung zat antioksidan yang dapat melawan radikal bebas, yakni xanthone.Beberapa penelitian menunjukkan, senyawa ini memiliki sifat sebagai antidiabetes, antikanker, anti peradangan, antibakteri, antifungi, antiplasmodial, dan meningkatkan kekebalan tubuh.

2. Mencegah Penuaan Dini

Menurut penelitian lain, zat antioksidan alami yang terkandung dalam buah manggis juga bisa menghambat proses penuaan pada tubuh. Zat ini akan selalu memperbaiki jaringan sel tubuh, sehingga Anda awet muda.

3. Anti kanker

Selain sebagai anti oksidan, khasiat xanthone juga sebagai anti kanker.Ekstrak kulit manggis bersifat antiproliferasi untuk menghambat pertumbuhan sel kanker, selain itu ekstrak kulit manggis juga bersifat apoptosis penghancur sel kanker.

4. Menjaga kesehatan Mata, kulit dan rambut

Menurut hasil penelitian oleh pakar nutrisi dari Amerika, buah manggis dapat membantu mebuat kulit, mata, gigi, gusi dan rambut lebih sehat.

5. Meningkatkan stamina dan tenaga

Manggis juga memiliki peran penting dalam penyerapan dan metabolisme protein dan karbohidrat sehingga membantu dalam menjaga stamina tubuh.

 

 

 

3.5 Pendapat ahli tentang pengolahan kulit manggis Menjadi JUS

            Menurut Dr. Sam Walters mengenai pengolahan kulit manggis menjadi JUS

(Master dalam bidang biologi sains dengan spesialisasi nutrisi manusia)

Jus manggis merupakan sesuatu yang lebih dari sekedar unik. Apabila anda memahami apa yang saya pahami, anda pasti membawa manggis kemanapun anda pergi. Antioksidan adalah kata kunci utama dalam mencegah penyakit. Buah manggis memiliki begitu banyak khasiat. Penelitian badan-badan pengobatan dunia menunjukan bahwa buah manggis secara langsung menyembuhkan berbagai penyakit.

Penelitian terbaru menemukan bahwa satu dari 4 rakyat amerika serikat mengidap kanker, dan 1 dari 5 orang akan meninggal pada usia dini. Solusi terbaik dari masalah ini adalah pencegahan.. Kami merawat banyak pengidap kanker di tempat kami. Kami mendetoksifikasi logam berat dengan buah manggis . Kulitnya mengandung xanthone penyembuh kanker payudara, kanker paru-paru, kanker perut , leukimia, dll.

 

3.6  Kesimpulan Pembahasan

Mengingat tentunya tak akan enak rasanya kalau Anda mengonsumsi kulit buah Manggis yang kaya akan kandungan xanthone ini secara mentah-mentah, makanya jalan terbaiknya adalah dengan dibuat jus.

Kulit buah manggis ini, mengandung berbagai zat yang sangat bermanfaat bagi tubuh seperti, Xanthone, Tanin, Antosianin, Anti-Inflamasi (Peradangan), Anti-Kanker dan Anti-Mikroba.

Manfaat dari kulit manggis diantaranya yaitu, Mencegah Penuaan Dini, Anti kanker, Menjaga kesehatan Mata, kulit dan rambut, Meningkatkan stamina dan tenaga.

 

  

BAB IV

PENUTUP

 

4.1  Kesimpulan

Jadi dari kulit daging buah manggis ini.Kita bisa mengunakan ini untuk menyehatkan mata, meningkatkan stamina, atau membuat jus dengannnya.Mengingat banyak manfaat dari kulit Manggis itu sendiri.Disini, kami membuat Inovasi baru dari Kulit Manggis.Kami membuat JUS Kulit Manggis, yang Insya Allah dapat Diolah dengan Mudah, Harga Terjangkau dan Rasanya Enak.

 

4.2Saran

1)     Jadi dari pada membuang  kulit buah ini lebih baik kalian mengunakan kulit ini untuk membuat JUS atau Inovasi dari Kulit Manggis lainya.

2)     Untuk masyarakat seharusnya mengerti seluk beluk tanaman manggis agar dapat memanfaatkan semua bagiannya dengan maksimal

 

  

 

DAFTAR PUSTAKA

Paramawati, Raffi. 2000. Dahsyatnya Manggis untuk Menumpas Penyakit. Jakarta: Agro

Media Pustaka.

Pitojo, Setijo dan Hesti Nira Puspita. 2007. Budidaya Manggis. Semarang: Aneka Ilmu.

Rukmana, Rahmat. 2003. Bibit Manggis. Yogyakarta: Kaninus.

Sunarjo, Hendro. 2008. Tanaman Buah Berkebun 21 Jenis. Jakarta: Penebar Swadaya.

Winarsi, Hery.2007. Antioksidan Alami dan Radikal Bebas. Yogyakarta: Kaninus.

http://bakulatz.wordpress.com/2011/11/30/manfaat-buah-manggis/ 

http://www.belajarptc.com/kesehatan/manfaat-kulit-manggis-untuk-kesehatan 

http://kuhascexpress.blogspot.com/2010/05/pengertian-dari-sukrosa.html 

http://id.wikipedia.org/wiki/Mangostin 

http://kesehatan.kompasiana.com/alternatif/2011/11/24/xanthone-di-kulit-manggis/ 

 

 

 

 

 

Karya Ilmiah Budi Daya Rumput Laut by Abu hamzah K

 


 

BAB 1

PENDAHULUAN

 

 

1.      Latar belakang

Karena mengingat di ereglobalisasi sekarang kita sebagai generasi muda kita  harus mengetahui cara bertanam Rumput Laut dengan baik. Maka dari itu saya menyusun karya ilmiah ini karena meninjau hal tersebut

 

2.      Rumusan masalah

1.      Bagaiman cara prospek pembudidayaan yang baik agar mendapatkan hasil yang maksimal dan bermutu di lingkungan

2.      Mampukah masyarakat mengimbangi system globalisasi yang modern seperti sekarang ini dengan berbudidaya rumput laut

 

3.      Tujuan

    Untuk mengetahui bagaimana proses perkembangan budidaya rumput laut 

 

 

BAB II

PEMBAHASAN

 

 

1.      PROSPEK BUDIDAYA RUMPUT LAUT

Rumput laut (sea weed) merupakan tumbuhan tingkat rendah berupa thallus (batang) yang bercabang-cabang, dah hidup di laut dan tambak dengan kedalaman yang masih dapatspecies rumput laut yang tersebar di perairan Indonesia dengan total luas lahan perairan ya dicapai oleh cahaya matahari. Potensi rumput laut di nusa penida mempunyai prospek yang cukup cerah, karena diperkirakan terdapat 45% daerah pesisir pantai dapat  dimanfaatkan lahanya sebagai tempat pengembangan budidaya rumput laut, sehingga Nusa Penida berpotensi besar untuk menimbang untung dari bisnis ini. Tetapi pada saat ini pemanfaatan rumput laut sangat terbatas hanya pada jenis-jenis yang telah umum dikenal saja yaitu jenis rumput laut  Carrageenophytes, yaitu jenis rumput laut penghasil karaginan seperti Eucheuma  cottoniatau Kappaphycus alvareziid an Eucheuma spinosumserta Gracillariasp .  Rumput laut merupakan bahan baku dari berbagai jenis produk olahan bernilai ekonomi tinggi, rumput laut selain digunakan sebagai pewarna makanan dan tekstik,  juga dapat digunakan sebagai produk pangan maupun non pangan, seperti : agar-  agar, karaginan, dan alginate. Selain digunakan untuk bahan makanan dan obat,  ekstrak rumput laut yang merupakan hidrokoloid saperti agar, karaginan, dan alginat  juga banyak diperlukan dalam berbagai industri. Rumput laut dimanfaatkan sebagai  bahan penstabil, pengemulsi, pembentuk gel, pengental, pensupensi, pembentuk busa,  pembentuk film. caraginan banyak dimanfaatkan oleh industri farmasi, kosmetik,  makanan, dan minuman, petfood, serta keramik, sehingga produk rumput laut  berpotensi besar dalam perkembangan.

 

2.     Teknologi Budidaya Rumput Laut

Pemilihan Lokasi

Penentuan lokasi budidaya rumput laut didasarkan atas pertimbangan ekologis,  resiko, higienis, dan sosio-ekonomi. Pemilihan lokasi dilakukan dengan pendekatan  beberapa factor secara menyeluruh dengan menggunakan skala penilaian tertentu  untuk menentukan layak atau tidaknya suatu lokasi budidaya. Lahan budidaya. kalvarezii yang cocok terutama sangat ditentukan oleh kondisi ekologis yang meliputi  kondisi lingkungan fisik, kimia dan biologi. Adapun persyaratan lahan budidaya adalah :

. Faktor Ekologis

Parameter ekologis yang perlu diperhatikan antara lain: arus, kondisi dasar  perairan, kedalaman, kadar garam, kecerahan, ketersediaan bibit dan organisme  pengganggu.

a).  Arus; Gerakan air akan membawa unsur hara, menghilangkan kotoran yang  menempel pada thallus, membantu pengudaraan, dan mencegah adanya  fluktuasi suhu air yang besar. Indikator suatu lokasi yang memiliki arus yang baik  adalah adanya pertumbuhan karang lunak dan padang lamun yang bersih dari kotoran dan cenderung miring ke satu arah. Arus merupakan gerakan mengalir  suatu masa air yang dapat disebabkan oleh tiupan angin, perbedaan densitas air  laut dan pasang surut yang bergelombang panjang dari laut terbuka. Kecepatan arus yang baik adalah 20-40 cm/detik dengan suhu berkisar 20-28oC dan pH berkisar 7,3-8,2

b).  Dasar Perairan; Dasar perairan yang sesuai adalah berupa pecahan-pecahan  karang dan pasir kasar. Kondisi perairan tersebut juga merupakan indikator  kejernihan air yang relatif baik memiliki adanya gerakan air yang baik. Dasar  perairan yang didominasi oleh lumpur dapat mengakibatkan kekeruhan yang  tinggi. Dasar perairan yang hanya terdiri dari pasir menunjukkan pergerakan air  yang sedikit, dan lumpur menunjukkan pergerakan air yang lebih rendah lagi.  Perairan dengan dasar karang ataupun karang mati.

c).  Kedalaman; Kedalaman perairan sangat tergantung dari metode budi daya yang  akan dipilih. Metode lepas dasar dilakukan pada kedalaman perairan tidak  kurang dari 30-60 cm pada waktu surut terendah, sedangkan metode rakit  apung, rawai dan jalur pada perairan dengan kedalaman sekitar 2-15 m.

d).  Kadar Garam; K. alvarezii merupakan rumput laut yang relatif tidak tahan  terhadap kisaran kadar garam yang luas. Kadar garam yang sesuai untuk  pertumbuhannya adalah berkisar 28-35 ppt. Penurunan salinitas akibat  masuknya air tawar akan menyebabkan pertumbuhanEu che u ma spp menjadi  tidak normal. Untuk memperoleh perairan dengan kondisi salinitas tersebut harus  dihindari lokasi yang berdekatan dengan muara sungai. Soegiarto et al. (1978)  menyatakan kisaran salinitas yang baik untuk Eucheumasp adalah 32 - 35 ppt.

e).  Kecerahan; Lokasi budi daya rumput laut sebaiknya pada perairan yang jernih  atau tingkat kecerahan yang tinggi sekitar 2-5 m. Air keruh mengandung lumpur  dapat menghalangi cahaya matahari ke dalam air serta dapat menutupi  permukaan thallus yang dapat menyebabkan thallus membusuk sehingga mudah  patah.

f). Ketersediaan Bibit; Bibit rumput laut yang berkualitas sebaiknya tersedia di  sekitar lokasi yang dipilih, baik yang bersumber dari alam maupun dari budidaya.

g). Organisme Pengganggu; Lokasi budidaya diusahakan pada perairan yang  tidak banyak terdapat organisme pengganggu misalnya ikan beronang, bintang  laut, bulu babi dan penyu serta tanaman penempel.

 

. Faktor Resiko

Faktor resiko merupakan salah satu faktor non-teknis yang perlu mendapat  pehatian dalam pemilihan lokasi budidaya, yang meliputi:

ü  Keterlindungan; Untuk menghindari kerusakan fisik sarana budi daya dan  rumput laut, maka diperlukan lokasi yang terlindung dari pengaruh angin dan  gelombang yang besar.

ü  Keamanan Lokasi; Masalah pencurian dan sabotase mungkin saja dapat terjadi  pada lokasi tertentu, sehingga upaya pengamanan baik secara perorangan  maupun secara kelompok harus dilakukan. Upaya pendekatan dan hubungan  yang baik dengan masyarakat sekitar lokasi perlu dilakukan.

ü  Konflik Kepentingan; Pemilihan lokasi sebaiknya tidak menimbulkan konflik  dengan kepentingan lain. Beberapa kegiatan perikanan (penangkapan ikan,  pemasangan bubu, bagang, dll) dan kegiatan non perikanan (parawisata,  perhubungan laut, industri, taman laut, dll) dapat berpengaruh negatif terhadap  aktivitas usaha rumput laut.

ü  Aspek Peraturan dan Perundang-Undangan; Untuk menguatkan keberlanjutan  usaha budi daya rumput laut, maka pemilihan lokasi harus tidak bertentangan  dengan peraturan pemerintah atau setiap kelompok pada masing – masing wilayah, serta harus mengikuti tata ruang yang telah ditetapkan oleh Pemerintah Daerah setempat.

 

. Faktor Higienis

Lokasi budidaya sebaiknya terhindar dari cemaran yang berasal dari limbah  rumah tangga maupun industri. Selain itu cemaran sampah dan kotoran lumpur yang  umumnya terjadi pada daerah aliran muara sungai sebaiknya dihindari. Hal ini  disebabkan karena rumput laut umumnya dapat menyerap polutan (bahan pencemar)  seperti logam berat, sehingga jika terakumulasi dalam jaringan tanaman akan  berdampak pada konsumen.

 

 Faktor Sosial-Ekonomi

Aspek sosial-ekonomi yang perlu mendapat perhatian dalam penentuan lokasi  antara lain keterjangkauan lokasi, tenaga kerja, sarana dan prasara, serta kondisi sosial  masyarakat.  

Ø  Keterjangkauan Lokasi; Lokasi budidaya yang baik dan transparan. Umumnya lokasi budidaya relatif berdekatan dengan pemukiman penduduk agar  lebih mudah melakukan pemeliharaan.

Ø  Tenaga Kerja; Tenaga kerja sebaiknya dipilih yang bertempat tinggal di sekitar  lokasi budidaya. Upaya tersebut dilakukan untuk menghemat biaya produksi dan  sekaligus membuka peluang atau kesempatan kerja.

Ø  Sarana dan Prasarana; Lokasi budidaya sebaiknya berdekatan dengan sarana  dan prasarana perhubungan yang memadai untuk memudahkan dalam  pengangkutan bahan, bibit, hasil panen dan pemasarannya.

Ø  Kondisi Sosial Masyarakat; Kondisi sosial masyarakat yang kondusif memungkinkan perkembangnya usaha budidaya rumput laut.

 

 

 Penanaman Bibit

Bibit rumput laut yang akan ditanam sebaiknya diikat dengan tali rapia agar tidak terlepas. Penyimpanan sementara dapat dilakukan dengan  memasukkan bibit ke dalam jaring kemudian direndam dalam laut, sehingga lendir yang  keluar akan masuk ke laut dan tidak merusak thallus. Kepadatan awal penanaman  rumput laut berkisar 30-40 gram per ikatan dengan jarak tanam tidak kurang dari 20 cm. Pengikatan bibit rumput laut dapat dilakukan di darat. Bagi daerah nusa lembongan dan ceningan systemnya  langsung di laut dengan menggunakan sampan atau jukung,karena keadaan atau jarak rumahnya sangat jauh dari tempat pembudidayaan.

 

 Metode Budidaya

Dewasa ini telah banyak dikembangkan metode budi daya rumput laut yang dapat  memberikan hasil yang lebih baik. Metode tersebut merupakan modifikasi dari metode yang telah ada dan disesuaikan dengan kondisi lokasi budi daya. Meskipun demikian, setiap metode memiliki kelebihan dan kelemahan tersendiri.

Metode budidaya yang akan dilakukan sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan  rumput laut itu sendiri. Berdasarkan posisi tanaman terhadap dasar terdapat 4 (empat)  metode budidaya meliputi metode sebar dasar, lepas dasar, rakit apung dan bentangan tali panjang (long line). Adapun metode yang telah direkomendasikan oleh Direktorat  Jenderal Perikanan Budidaya, meliputi : metode lepas dasar, metode rakit apung dan  metode long line. Pemilihan metode budidaya sangat tergantung dari kondisi lokasi.

Namun didalam penerapan ketiga macam metode tersebut harus disesuaikan  dengan kondisi perairan dimana lokasi budidaya rumput laut akan diadakan. Uraian  ketiga macam metode tersebut adalah sebagai berikut :

 

 Dasar (Patok)

Metode ini merupakan perbaikan dari metode sebelumnya. Dimana pada daerah  yang telah ditetapkan (lokasi budidaya) dipasang patok-patok secara teratur berjarak  antara 50– 100 cm. Pada sisi yang berlawanan dengan jarak 50– 100 m juga diberi  patok dengan jarak yang sama. Satu patok dengan patok lainnya dihubungkan dengan  tali jalur yang telah berisi rumput laut tersebut. Pada jarak 3 meter diberi pelampung  kecil yang berfungsi untuk menggerakan tali tersebut setiap saat agar tanaman bebas  dari lumpur (adanya sedimentasi) dan ikan – ikan  pengganggu yang bias menyerang rumput laut dan memakannya secara perlahan.

 

 Sistim Apung

 

1.      Metode rakit

Metode ini sering disebut metode rakit kotak, dibentuk dari empat buah bambu yang  dirakit sehingga berbentuk persegi panjang dengan ukuran 2,5 - 4 x 5 - 7 m. Pada rakit  tersebut dipasang tali pengikat rumput laut secara membujur dengan jarak 30 cm  kemudian rumput laut (bibit) diikat pada tali tersebut. Berat bibit yang digunakan  berkisar antara 50– 100 gram. Setelah rumput diikat maka rakit tersebut ditarik dan  ditempatkan pada lokasi yang telah ditetapkan dengan menggunakan dua buah jangkar  pada kedua ujung rakit tersebut dengan kedalaman perairan berkisar antara 0,5– 10  meter

2. Metode Long Line;

Metode ini dikenal dengan istilah long line karena menggunakan  tali panjang yang dibentangkan. Metode ini merupakan metode yang paling banyak  diminati pembudi daya karena disamping lebih fleksibel dalam pemilihan lokasi, juga  alat dan bahan yang digunakan lebih tahan lama, relatif murah dan mudah untuk  didapat. Teknik budi daya rumput laut dengan metode ini menggunakan tali ris dengan panjang sekitar 50-70 m yang direntangkan pada tali utama. Pada kedua ujung tali  utama digunakan jangkar atau karung yang berisi pasir sebagai pemberat. Untuk  mengapungkan rumput laut, digunakan pelampung yang terbuat dari stireform, botol  plastik 0,5 liter atau pelampung khusus pada tali ris. Pelampung diikat pada tali ris  menggunakan tali penghubung dengan panjang 10-15 cm supaya rumput laut tidak  muncul ke permukaan. Pada satu bentangan tali utama, dapat diikatkan beberapa tali  ris dengan jarak antar tali ris sekitar 1 m, untuk menghindari benturan antar tali ris  akibat gelombang atau arus kuat. Tali (diameter 8 mm) yang digunakan sepanjang 80-  100 m yang pada kedua ujungnya diberi jangkar dan pelampung besar. Setiap jarak 5  m diberi pelampung berupa potongan styrofoam/ karet sandal atau botol air mineral  (500 ml) yang berfungsi untuk memudahkan pergerakan tanaman setiap saat. Arus harus pada posisi sejajar atau sedikit menyudut untuk menghindari terjadinya belitan tali satu dengan lainnya

 

2.4. Perawatan

Keberhasilan usaha budidaya rumput laut harus didukung dengan usaha  perawatan selama masa pemeliharaan, bukan hanya terhadap tanaman itu sendiri tapi  juga fasilitas budidaya yang digunakan. Oleh karena itu peranan pengelola  (pembudidaya) rumput laut sangat diperlukan untuk memperkecil kemungkinan adanya  kerusakan khususnya kekuatan alam yang tak terduga. Pemeliharaan rumput laut dari keempat metode budi daya tersebut adalah relative sama. Kegiatan yang dilakukan dalam pemeliharaan rumput laut tersebut adalah  meliputi: pembersihan lumpur, kotoran danbiofouling yang menempel pada thallus  rumput laut; penyisipan tanaman yang rusak atau lepas dari ikatan; penggantian tali,  patok, bambu serta pelampung yang rusak; penjagaan tanaman dari serangan predator  dan pemantauan pertumbuhan rumput laut secara berkala.

Memelihara rumput laut berarti mengawasi terus menerus, konstruksi budidaya  dan tanamannya. Pemeliharaan dilakukan pada saat ombak besar maupun saat laut  tenang. Kerusakan patok, jangkar, tali ris, dan tali ris utama yang disebabkan oleh  ombak yang besar, atau daya tahannya menurun harus segera diperbaiki. Bila ditunda  akan berakibat makin banyak yang hilang sehingga kerugian lebih besar tidak bisa  dihindari.

Kotoran atau debu air sering melekat pada tanaman, yaitu saat musim laut tenang.  Pada saat seperti ini tanaman harus sering digoyang-goyangkan di dalam air agar  tanaman selalu bersih dari kotoran/debu yang melekat. Kotoran yang melekat dapat  menggangu proses metabolisme sehingga laju pertumbuhan menurun.Hal-hal yang harus dilakukan dalam pemeliharaan adalah : Bersihkan tanaman dari tumbuhan dan lumpur yang mengganggu, sehingga  tidak menghalangi tanaman dari sinar matahari dan mendapatkan makanan.Jika ada sampah yang menempel, angkat tali perlahan, agar sampah-sampah  yang menyangkut bisa larut kembali.  Jika ada tali bentangan yang lepas ikatannya, sudah lapuk atau putus, segera  diperbaiki dengan cara mengencangkan ikatan atau mengganti dengan tali baru.

 

 Hama dan Penyakit

Kegagalan budidaya rumput laut sering disebabkan adanya hama yang dapat  merusak tanaman, bahkan menyebabkan kematian. Selain itu, masalah keamanan juga  harus diperhatikan. Hama tanaman budidaya rumput laut umumnya merupakan  organisme laut yang memakan tanaman. Secara alami, organisme tersebut hidup  dengan rumput laut sebagai makanan utamanya atau sebagian masa hidupnya  memakan rumput laut. Hama rumput laut yang biasa dijumpai adalah larva bulu babi (Tripneustes) dan  larva teripang (Holothuria sp.). Hama lainnya antara lain ikan beronang (Siganus sp.),  bintang laut (Protoneustes nodulus), bulu babi (Diadema danTrip neustes sp.) dan  penyu hijau (Chelonia midas). Serangan ikan beronang umumnya bersifat musiman  sehingga setiap daerah memiliki waktu serangan yang berbeda. Upaya yang dilakukan untuk menanggulangi hama tersebut adalah dengan cara memperbaiki/memodifikasi  teknik budi daya, sehingga tanaman budi daya berada pada posisi permukaan air.  Selain itu, diterapkan pola tanam yang serentak pada lokasi yang luas serta melindungi  areal budi daya dengan memasang pagar dari jaring.

Sedangkan penyakit yang dapat menyerang rumput laut adalah penyakit  bakterial, jamur danice-ice. Penyakit bakterial yang disebabkan oleh Macrocystis  pyriferadan Micrococcus umumnya menyerang budi daya Laminaria sp., sedangkan  penyakit jamur yang disebabkan oleh Hydra thalassiiae menyerang bagian gelembung  udara rumput lautSarga ssum sp. Penyakit ice-ice (sebagian orang menyebutnya  sebagai white spot) merupakan kendala utama budi daya rumput laut Kappaphycus/Eucheuma. Gejala yang diperlihatkan pada rumput laut yang terserang penyakit tersebut adalah antara lain: pertumbuhan yang lambat, terjadinya perubahan warna thallus menjadi pucat atau warna tidak cerah, dan sebagian atau seluruh thallus pada beberapa cabang menjadi putih dan membusuk. Penyakit tersebut terutama disebabkan oleh perubahan lingkungan seperti arus, suhu dan kecerahan. Kecerahan air yang sangat tinggi dan rendahnya kelarutan unsur hara nitrat dalam perairan juga merupakan penyebab munculnya penyakit tersebut

 

 Panen dan Penanganan Pascapanen

Panen dan penanganan hasil panen yang tidak sempurna akan menurunkan kualitas produksi rumput laut. Untuk itu panen dan pascapanen harus dilakukan dengan baik untuk memenuhi syarat standar mutu ekspor komoditas rumput laut.Panen sebaiknya dilakukan setelah rumput laut berumur 45 hari pemeliharaan pada cuaca yang cerah agar kualitasnya terjamin.

Pemanenan rumput laut sangat tergantung dari tujuannya. Jika tujuan memanen untuk mendapatkan bibit, pemanenan dilakukan pada umur 25– 35 hari. Kalau ingin mendapatkan kualitas tinggi dengan kandungan Karaginan banyak, panen dilakukan pada umur 45 hari(umur ideal) Pemanenan rumput laut dapat dilakukan dengan dua cara :

·         Pertama memotong sebagian tanaman. Cara ini bisa menghemat tali pengikat  bibit, namun perlu waktu lama. Disisi lain, sisa-sisa tanaman rumput laut yang tidak ikut dipanen pertumbuhannya lambat, sehingga kualitasnya rendah.  

·         Kedua, mengangkat seluruh tanaman. Cara ini memerlukan waktu kerja yang  singkat. Pelepasan tanaman dari tali dilakukan di darat dengan cara memotong tali. Kelebihan cara ini adalah, dapat melakukan penanaman kembali dari bibit-bibit rumput laut yang masih mudah dengan laju pertumbuhan tinggi.

Salah satu faktor penentu keberhasilan budidaya rumput laut adalah penanganan  pasca panen yang tepat. Karena kualitas rumput laut kering yang akan dihasilkan  tergantung dari cara penanganan pasca panen. Salah satu cara penanganan pasca  panen yang dilakukan di Desa Ped adalah penjemuran di bawah teriknya matahari dengan beralaskan kain plastik untuk mencapai hasil yang maksimal atau di atas para-para. Keuntunganny adalah penyusutan pengeringannya lebih kecil serta kualitasnya lebih baik yang berpengaruh langsung terhadap harga rumput laut di pasaran. Dalam kondisi normal pengeringan akan berlangsung selama 2 -3 hari dengan kadar air 30-35 %. Pasir dan garam akan dipisahkan melalui pengayakan, yaitu setelah selesai proses pengeringan. Ciri atau warna rumput laut  yang sudah kering adalah ungu keputihan dilapisi kristal garam. Mutu hasil panen sangat ditentukan oleh cara penanganan pascapanen termasuk  penjemuran. Perlakuan penjemuran dilakukan dengan tiga metode tergantung dari  permintaan pasar. Ketiga metode tersebut adalah (a) penjemuran setengah  layu, (b) penjemuran sedang atau kering  , dan (c) penjemuran kering sekali. Metode – metode tersebut sangat bervariasi di minati para pengepul atau sodagar yang membelinya. Harga yang di berikan juga beragam –ragam sesui permintaan pasar.

 

BAB III

PENUTUP

1.     Kesimpulan

            Dari uraian di atas maka diambil beberapa kesimpulan sebagai barikut : 
Agar usaha budidaya rumput laut yang dilakukan memberikan penghasilkan yang  baik maka penentuan lokasi budidaya harus dilakukan dengan serius serta  memperhatikan faktor resiko dan faktor pencapaian. Penentuan metode budidaya yang akan digunakan harus disesuaikan dengan  kondisi lokasi budidaya dan kebiasaan masyarakat setempat serta memperhatikan  asaz ramah lingkungan. 
Agar mutu rumput laut hasil panen dapat memenuhi kualitas ekspor, maka kegiatan  panen dan penanganan pasca panen harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut : Panen harus dilakukan setelah tanaman berumur 45 hari , Kurangi luka pada rumput laut (thalus) saat panen, Penjemuran harus dilakukan di atas para-para atau media yang disiapkan khusus sebagai tempat penjemura yang terkena sinar matahari langsung, Distribusi rumput laut baik bibit maupun hasil pengolahan pasca panen hendaknya dilakukan dengan baik agar mutu rumput laut tetap dapat  dipertahankan.

 

2.      Saran

Dalam prospek pengembangan budidaya rumput laut perlu dibutuhkan kerja keras agar  dapat mengembangkan bagaimana proses pembudidayaan yang benar dan tepat sesuai dengan metode–metode sehingga dapat mencapai tahap pasca panen yang maksimal dan nilai jual yang tinggi.

 

  

DAFTAR PUSTAKA

http://www.arthagrahapeduli.org/index.php?option=com_content&view=article&id=748%3Abudi-daya-rumput-laut-&catid=40%3Aumum&Itemid=54&lang=in

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 


Post a Comment

Lebih baru Lebih lama